PEKANBARU, INFO SUMATRA.COM – Ketua PW Badan Siber dan Informasi (BSI) Riau, Irvannanda CySA+, menjelaskan bagaimana cara membumikan Pancasila di ruang ruang siber dengan menerapkan literasi digital.
“Hari ini banyak yang kita manfaatkan dengan berkembangnya informasi, misalnya melalui contoh kegiatan atau komunitas masyarakat dalam bentuk literasi, talkshow, materi grafik lainnya atau film pendek dengan menanamkan nilai luhur dan falsafah hidup,” kata Irvan, saat menjadi pembicara dalam talkshow bertema ‘membumikan pancasila dari ruang ruang siber, yang digelar secara online oleh Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Provinsi Riau berkolaborasi dengan Bidang Informasi, Komunikasi dan Media Massa dan Badan Siber dan Informasi (BSI), di Kantor MPW PP Riau Jalan Ronggowarsito Pekanbaru Rabu (1/6/2022) siang.
Menurut dia, di era disrupsi teknologi yang begitu signifikan, memberikan inovasi dan perubahan kepada dunia terutama pada perilaku dan budaya.
“Teknologi menjadi keharusan dalam merubah pola hidup dan beraktivitas dan berkomunikasi. Kita memfilter informasi yang masuk, melalui pancasila dari budaya asing, karena Indonesia ini ketimuran,” kata dia.
Dari data per Janurari 2022, persentase pengguna internet di dunia sudah mencapai 5 miliar dari 7 miliar di Dunia. Pengguna internet terbanyak itu ada di Indonesia dengan persentase 73 persen.
“Dengan penggunaan internet itu, dunia teknologi mudah di akses, kita perlu ada pedoman, ideologi dan falsafah hidup, menjadi pedoman dan benteng, terutama dalam menerapkan kehidupan masyarakat berkomunikasi di dunia siber,” jelasnya.
Sementara itu, Dosen HI Fisipol Universitas Islam Riau (UIR) Dr. Rendi Prayuda, mengatakan, dasar dari pancasila adalah Ketuhanan. Menurutnya, orang yang mengamalkan pancasila sudah pasti bertuhan.
“Pancasila tanamkan nilai keagamaan, pancasila tidak pernah berbenturan dengan agama dan suku manapun, pancasila lahir dari nilai agama dan toleransi,” ujar Rendi.
Dilanjutkannya, Pancasila meletakkan agama sebagai pondasi dasarnya. Pancasila seperti hal piramida yang tidak bisa dibalikkan.
“filosofis kita berbeda tapi kita satu. Setiap agama mengajarkan nilai kebaikan, dalam konteks itu setiap agama berpegang teguh mengajarkan nilai nilai pancasila,” ungkapnya.
Menurut dia, Pancasila lahir dari ideologi terbuka tidak tertutup. Ideologi dengan konsep keterbukaan ini, saling terkoneksi.
“Sekarang bagaimana cara kita meyakinkan kembali ideologi terbuka ini,” jelasnya.
Diakhir talkshow, dilakukan pemotongan tumpeng oleh Anggota MPW PP Riau sebagai tanda peresmian diluncurkannya website official pemudapancasilariau.id. (Rls)